Puisi Perjalanan
Minggu, 16 November 2014
0
komentar
Dalam Pesawat Juanda - Selaparang
Kulihat kelebat bayangmu
Di antara kotak-kotak kaca jendela
Diiringi irama lirih dari kalbuku
Bayangan itu terlihat
mengikutiku sejak dari kota bunga
Sepertinya dibawanya
Ke negeri yang kukenali sejak hari Alastu
Lalu kuresapi suara panggilanmu
Di antara udara yang meleleh
Dan keringat mengucur
Di tengah-tengahnya do’a kecemasan yang mengalun
Tapi segera dipotong badai suara
Hingga aku hanya mengerang
Di kursi lain sepasang remaja
Saling memanjakan kekasih
Sedang aku hanya bertemankan secarik kertas
dan pena yang mulai kehabisan tinta
dan pikiran menerawang wujudmu
Lalu....
Isyarat-isyaratmu melesat ke Bandara akhir... Selaparang
Aku merasa seolah tanganmu memanjang
Mengetuki setiap jendela dan gumpalan awan
Karena ku tak sanggup lagi menatap kegetiranku
Di sela binar riak matamu
Bulan Ramadhan 2004
(11.15 WITENG, Gelisah.. Sinar "Cahyanya" kembali hadir)
Lion Air...Pesawat yang menghantarku ke kampung halaman...
Siang,
Panas, Penat serta diantara lirikan mata seorang wanita muda yang tak
kupahami maksudnya...dan suara sumbang Pramugari yang genit yang
menginformasikan pesawat akan segera mendarat (dgn selamat; harapku)
Sumber : Tofi Foto
0 komentar:
Posting Komentar