Your Adsense Link 728 X 15

Puisi Perjalanan

Posted by Unknown Minggu, 16 November 2014 0 komentar
Dalam Pesawat Juanda - Selaparang
Kulihat kelebat bayangmu 
Di antara kotak-kotak kaca jendela
Diiringi irama lirih dari kalbuku

Bayangan itu terlihat
mengikutiku sejak dari kota bunga
Sepertinya dibawanya 
Ke negeri yang kukenali sejak hari Alastu
Lalu kuresapi suara panggilanmu 

Di antara udara yang meleleh
Dan keringat mengucur
Di tengah-tengahnya do’a kecemasan yang mengalun
Tapi segera dipotong badai suara
Hingga aku hanya mengerang

Di kursi lain sepasang remaja
Saling memanjakan kekasih
Sedang aku hanya bertemankan secarik kertas
dan pena yang mulai kehabisan tinta
dan pikiran menerawang wujudmu

Lalu....
Isyarat-isyaratmu melesat ke Bandara akhir... Selaparang

Aku merasa seolah tanganmu memanjang
Mengetuki setiap jendela dan gumpalan awan
Karena ku tak sanggup lagi menatap kegetiranku
Di sela binar riak matamu

Bulan Ramadhan 2004
(11.15 WITENG, Gelisah.. Sinar "Cahyanya" kembali hadir)
Lion Air...Pesawat yang menghantarku ke kampung halaman...
Siang, Panas, Penat serta diantara lirikan mata seorang wanita muda yang tak kupahami maksudnya...dan suara sumbang Pramugari yang genit yang menginformasikan pesawat akan segera mendarat (dgn selamat; harapku)
 
Sumber : Tofi Foto

Jeritan Rumput Dihalaman Rumahku

Posted by Unknown Jumat, 14 November 2014 0 komentar

FotoIlustrasi.com
Aku adalah rumput yang hinggap dihalaman rumahmu
Menjadi hamparan indah dipandang mata itulah takdir yang abadi untukku
Aku senang bisa berguna buat keluarga kalian
Aku sangat senang ketika anak kecilmu berlari dan menginjakku
Aku tidak pernah marah ketika mereka lompat-lompat diatas
Bahkan aku akan menjadi penolong bagi mereka jika terpeleset dan jatuh
Anakmu tak sedikitpun merasa kesakitan karena saya selalu siap jadi pengalas saat mereka jatuh

Kini aku tersisihkan dengan keserakahanmu
Aku sekarang kehilangan segalanya karenamu
Aku kehilangan keluargaku, anak kecilmu dan tempat tinggalku
Tak sedikitpu kalian mw memperhatikanku

Kamu makhluk tuhan dan akupun sama
Tapi kenapa tak sedikitpun kamu merasa ibah terhadapku
Kamu menggusur tepat tinggalku demi membangun tempat tinggalmu
Tak sedikitpun kamu menyimpan ruang untukku dan keluargaku
Aku hanya bisa berteriak dan menjerit, yaa kamu tidak bisa mendengarnya

Kamu emang tak bisa mendengar jeritanku
Tapi setidaknya kamu memiliki instin untuk merasakannya
Aku berteriak dan meminta agar kamu jangan menggusurku
Itu sangat menyakitkan bagiku
Semua itu tidak pernah kamu mau mendengarnya...



Kamar 4x6 Makasaar, Sabtu 15-11-2014 : 12:00 pm.

Sajak Singkat Untukmu

Posted by Unknown 0 komentar

  Oleh 
 
Sebuah sajak untukmu
cukup singkat saja
yang mungkin bisa dibaca
dengan satu tarikan nafas

Aku merasakan kau
walau aku tidak menyentuhmu
Aku menyatakan padamu
saat aku tidak bicara padamu

Aku selalu memandangmu
Sedang aku tak melihatmu
Aku bahkan mencintaimu
bahkan ketika aku tidak menyukaimu

Kamar Sunyi, 21-02-2011
(diantara jaringan yang lelet dan udara yang meleh)

Secangkir Kopi, Sebatang Rokok dan Pikiran Liar

Posted by Unknown 0 komentar
Oleh 
Secangkir kopi dan sebatang rokok ku lewati hari ini dengan pertanyaan..”adakah cinta untukku untuk esok hari?”.
Sementara asbak rokok sudah mulai penuh dengan belasan batang rokok yang kuhisap semalam, dengan demikian berpuluh puluh lubang bertambah di paru paruku, entahlah bagiku rokok adalah sahabat sejatiku.
Kutengok jendelaku yang kusennya sudah mulai lapuk, penjaja keliling sudah mulai bertarung dengan dingin malam, hanya untuk mengejar rupiah untuk menghidupi keluarganya.

Sementara...
Seperempat abad bukan waktu yang singkat. Cerita atau lebih mendekat pada sebuah legenda, terjadi dengan haluan yang tidak jelas akan kemana menepi. Kehidupanku seperti angin tak dapat kulihat bagaimana bentuk rupanya karena sampai sekarang ini aku belum melihat titik kemana kaki hidupku akan melangkah, setidaknya aku masih bisa berharap dan bercita-cita agar hidupku bermakna, paling tidak untuk diriku sendiri terlebih orang-orang yang berada si sekitarku. Kata-kata…aku tak tahu lagi dengan kalimat yang bagaimana kulukiskan perasaanku saat ini, kegamangan, kebingungan, entah perasaan apa lagi yang menari-nari di kepala dan di dadaku. 
Inikah hidup?’ entahlah, kebingungan ini telah menjelma seperti sebuah bom waktu yang memiliki daya ledak yang maha dahsyat dan aku tak tahu kapan itu akan meledak dan bagaimana atau apa yang akan terjadi pasca ledakan itu?. apakah aku akan ikut hancur dan terporak poranda bersamanya atau kebingungan itu sendiri yang akan lenyap untuk selama-lamanya? kuharap begitu.

Hidupku menyerupai sebuah simponi karya kelas jelata, monoton, lebih pada syair-syair yang berisi tentang kesedihan proletarier yang dimarginalkan oleh nasib, yang tercipta oleh kebodohannya sendiri. Aku muak, muak pada kehidupan yang manusia-manusia munafik yang mementingkan cara berbicara ketimbang cara bertindak, juga muak pada sifat yang tidak menghormati hidup orang lain, yang merasa dirinya lebih baik dari orang lain.

Tubuhku adalah terjemahan dari sebuah hikayat kemanusiaan yang memiliki sebuah kisah tentang perjalanan cinta, sayap-sayap ingatanku masih menyisakan sosok perempuan masa kini yang menjunjung tinggi kesetiaan. Sosok perempuan yang mungkin takkan pernah akan terhapuskan dari ingatanku, sosok yang penuh pesona, bagaikan sekuntum melati yang tersiram ratusan tetes embun pada suatu pagi. Bayangan itu terus menari-nari di depan mataku, namun takdir pula baru-baru ini merenggutnya dariku, beberap hari ini aku masih mencaoba dan terus mencoba untuk menghapus sosok itu, sembari menyusun konsentrasiku untuk menggarap sesuatu yang sudah bertahun-tahun terabaikan, yang merupakan syarat yang pernah diberikannya padaku, uah walaupun dia telah pergi namun aku akan terus menyelesaikan ini, yah... semua yang pernah menjadi janjikan akan tetap ku perjuangkan, serumit apapun itu. Paling tidak sekarang aku ingin memberikan ini kepada orang tuaku yang sudah beranjak semakin tua, paling tidak aku ingin memberikan setitik kebahagiaan kepada mereka.

Sudah gilakah diriku? entah... kucoba rebahkan tubuh penatku diatas tempat tidurku, mencoba bernegosiasi dengan pikiran untuk melupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi beberapa hari ini, ku matikan lampu kamarku namun kegelapan justru mekin memperjelas dan mempertegas kesunyian itu, sebuah sosok seakan melambai mencoba meraihku dan ku ulurkan tanganku coba untuk merengkuh tangannya, namun tanganku tak sampai…terlalu jauh untuk ku raih, sementara aku sudah terlalu payah, oleh keletihan yang amat sangat, terlalu banyak peristiwa-peristiwa yang membuatku ingin segera beranjak darinya. 

Namun aku tetap gelisah, ku miringkan badanku ke arah yang sudah berkali kali pernah ku lakukan, namun sekuat aku berusaha, sekuat itu pula bayangan itu menggangguku, seolah memaksaku untuk melakukan sesuatu yang aku sendiri tidak tahu.

Selewat seperempat abad ini banyak hal yang telah tertanam di dalam hati lalu menjelma manjadi sebuah gunungan hasrat yang tiada terlebihi oleh apapun di dunia ini, hasrat itu menginginkan pribadiku tereinkarnasi dalam sebuah pribadi yang sederhana namun memiliki penglihatan setajam elang, pikiran setajam pisau cukur, perabaan atau intuisiku lebih peka dari ubur-ubur, pendengaranku dapat lebih menangkap musik dan ratap tangis kehidupan, supaya aku tidak akan menjadi manusia takabur, manusia yang lupa pada bagaimana dan dimana peradabanya dimulai.

Sementara kakiku semakin letih melangkah, bahuku terlalu berat menanggung beban yang lama menggayut. Yang terkadang membatasi ruang gerakku, namun pikirankulah yang semakin lama semakin jauh melayang mengitari langit-langit batok kepalaku, pikiran tentang sekuntum bunga yang kutemukan pada suatu sore yang tak bernama. Bunga itulah yang tumbuh dan berakar didalam hatiku. Bunga yang aromanya hanya mampu terwakili oleh kembang setaman, dimana bidadari turun dan bermain main didalamnya. Hatiku luluh lantak hanya oleh sekuntum bunga, bunga yang sama sekali tiada berduri, hanya aku sendirilah yang menciptakan duri itu.

Kamar Sunyi 29-06-2012 20.05

Pengantar Biologi Sel

Posted by Unknown 0 komentar
Biologi sel Merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel sendiri adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup. Adapun Teori-teori tentang sel, antara lain dikemukakan oleh: Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil pengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut sel (cellula) . Sedangkan Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi), dan Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut “Sarcode”.  Matthias Schleiden (ahli botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun 1838 menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel . konsep yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup.
Jenis Sel Berdasarkan Keadaan Inti
Dan Jenis Sel Berdasarkan Keadaan Inti adalah sebagai berikut:
  • sel prokarion, sel yang intinya tidak memiliki membran, materi inti tersebar dalam sitoplasma (sel yang memiliki satu system membran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah bakteri dan alga biru
  • sel eukarion, sel yang intinya memiliki membran. Materi inti dibatasi oleh satu system membran terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini adalah semua makhluk hidup kecuali bakteri dan alga biru
Struktur sel prokariotik lebih sederhana dibandingkan struktur sel eukariotik. Akan tetapi, sel prokariotik mempunyai ribosom (tempat protein dibentuk) yang sangat banyak. Sel prokariotik dan sel eukariotik memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut :
Sel Prokariotik
  • Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel yang dinamakan nucleoid
  • Organel-organelnya tidak dibatasi membran
  • Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan
  • Diameter sel antara 1-10mm
  • Mengandung 4 subunit RNA polymerase
  • Susunan kromosomnya sirkuler
Sel Eukariotik
  • Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus
  • Organel-organelnya dibatasi membran
  • Membran selnya tersusun atas fosfolipid
  • Diameter selnya antara 10-100mm
  • Mengandungbanyak subunit RNA polymerase
  • Susunan kromosomnya linier
Struktur Dan Fungsi Sel
Secara anatomi sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
  1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
  2. Sitoplasma dan Organel Sel.
  3. Inti Sel (Nukleus).
Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:Protein – Lipid – Protein Þ Trilaminer Layer Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan di lewati molekul tertentu saja. Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain. Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Organel Sel tersebut antara lain :
  • Retikulum Endoplasma (RE.)Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis RE yaitu : RE. Granuler (Rough E.R) dan RE. Agranuler (Smooth E.R) Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
  • Ribosom (Ergastoplasma), Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
  • Miitokondria (The Power House), Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan KristaFungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan “The Power House”.
  • Lisosom, Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
  • Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom) Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
  • Sentrosom (Sentriol) Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
Plastida Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu : 
Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),terdiri dari: 
  • Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
  • Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
  • Proteoplas (untuk menyimpan protein). Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. 
Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
  • Karotin (kuning)
  • Fikodanin (biru)
  • Fikosantin (kuning)
  • Fikoeritrin (merah)
Vakuola (RonggaSel) Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut TonoplasVakuola berisi :
  • garam-garam organik
  • glikosida
  • tanin (zat penyamak)
  • minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe)
  • alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
  • enzim
  • butir-butir patiPada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
Mikrotubulus Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
  • MikrofilamenSeperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.k. Peroksisom (Badan Mikro) Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu:
  • Selaput Inti (Karioteka)
  • Nukleoplasma (Kariolimfa)
  • Kromatin / Kromosom
  • Nukleolus(anak inti)
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
  • Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpaipada bakteri, ganggang biru.
  • Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti). Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.[ps]

Mengenal Gajah Sumatra

Posted by Unknown Kamis, 13 November 2014 0 komentar
Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatrensis) adalah salah satu dari sub spesies gajah Asia yang memiliki habitat di Pulau Sumatera serta menjadi mamalia terbesar di Indonesia. Seluruh sub spesies gajah Asia merupakan Satwa Terancam Punah (Critically Endangered) sejak tahun 1986 yang tercatat dalam daftar merah Lembaga Konservasi Dunia (IUCN-RedList). Gajah Sumatera menghadapi ancaman serius berpa kegiatan deforestasi hutan, pembalakan liar, penyusutan dan fragmentasi habitat, perburuan gading gajah, maupun pembunuhan akibat konflik gajah-manusia. Percepatan konversi hutan menjadi perkebunan dan tanaman komersial mengancam kelangsungan hidup populasi gajah sumatra dalam jangka panjang. Saat ini populasi gajah sumatera berkisar antara 2.400 - 2.800 ekor yang tersebar di beberapa kantong populasi. Sama seperti Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang juga terancam punah, kedua sedang diupayakan konserasi alam habitat dan kelangsungan hidupnya di Taman Nasional Tesso Nilo Riau (TNTN-Riau).

Hewan yang berjenis jantan dapat mencapai tinggi 1,7-2,6 meter dengan berat 4-6 ton serta memiliki gading gajah sumatra jantan yang lebih pendek dari spesies gajah Asia lainnya terutama Gajah India yang memiliki postur tubuh yang besar. Sedangkan gajah Sumatra betina memiliki gading yang sangat pendek dan tersembungi di balik bibir atasnya. Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatrenus) biasa berjalan menjelajah sejauh 20 km per hari untuk mencari makan berupa daun-daun. Dalam sehari gajah butuh 150kg daun-daunan dan 180 liter air minum. Herbivora raksasa ini dapat berumur sampai 70 tahun di alam liar dan sangat cerdas karena memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat lain. Telinga yang cukup besar membantu gajah mendengar dengan baik dan membantu mengurangi panas tubuh seperti darah panas dingin ketika mengalir di bawah permukaan telinga. Belalainya digunakan untuk mendapatkan makanan dan air, dan memiliki tambahan dapat memegang (menggenggam) di ujungnya yang digunakan seperti jari untuk meraup.

gajah sumatera elephas maximus sumatrensis tesso nilo
Belalai dan Gading Gajah Sumatera

gajah sumatera elephas maximus sumatrensis tesso nilo
Flying Squad Gajah Sumatra Tesso Nilo - Riau

gajah sumatera elephas maximus sumatrensis tesso nilo
Anak Gajah Sumatra

Mengenal Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatrenus)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Proboscidea
Famili : Elephantidae
Genus : Elephas
Spesies : E. maximus
Upaspesies : E. m. sumatranus
Nama trinomial : Elephas maximus sumatranus (Temminck, 1847)


I. Habitat Gajah Gajah Sumatera

Gajah banyak melakukan pergerakan dalam wilayah jelajah yang luas sehingga menggunakan lebih dari satu tipe habitat hutan.

a. Hutan rawa
Tipe hutan ini dapat berupa rawa padang rumput, hutan rawa primer, atau hutan rawa sekunder yang didominasi oleh Gluta renghas, Campenosperma auriculata, C. Macrophylla, Alstonia spp, dan Eugenia spp.(photo hutan rawa)

b. Hutan rawa gambut
Jenis-jenis vegetasi pada tipe hutan ini antara lain: Gonystilus bancanus, Dyera costulata, Licuala spinosa, Shorea spp., Alstonia spp., dan Eugenia spp.

c. Hutan dataran rendah
Yaitu tipe hutan yang berada pada ketinggian 0-750 m di atas permukaan air laut. Jenis-jenis vegetasi yang dominan adalah jenis-jenis dari famili Dipterocarpaceae. (photo hutan dataran rendah)

d. Hutan hujan pegunungan rendah
Yaitu tipe hutan yang berada pada ketinggian 750-1.500 m di atas permukaan air laut. Jenis-jenis vegetasi yang dominan adalah Altingia excelsa, Dipterocarpus spp., Shorea spp., Quercus spp., dan Castanopsis spp.


II. Persyaratan Hidup di Alam

a. Naungan
Gajah Sumatera termasuk binatang berdarah panas sehingga jika kondisi cuaca panas mereka akan bergerak mencari naungan (thermal cover) untuk menstabilkan suhu tubuhnya agar sesuai dengan lingkungannya. Tempat yang sering dipakai sebagai naungan dan istirahat pada siang hari adalah vegetasi hutan yang lebat . photo: gajah bernaung

b. Makanan
Gajah Sumatera termasuk satwa herbivora sehingga membutuhkan ketersediaan makanan hijauan yang cukup di habitatnya. Gajah juga membutuhkan habitat yang bervegetasi pohon untuk makanan pelengkap dalam memenuhi kebutuhan mineral kalsium guna memperkuat tulang, gigi, dan gading. Karena pencernaannya yang kurang sempurna, ia membutuhkan makanan yang sangat banyak, yaitu 200-300 kg biomassa per hari untuk setiap ekor gajah dewasa atau 5-10% dari berat badannya.

c. Air
Gajah termasuk satwa yang sangat bergantung pada air, sehingga pada sore hari biasanya mencari sumber air untuk minum, mandi dan berkubang. Seekor gajah Sumatera membutuhkan air minum sebanyak 20-50 liter/hari. Ketika sumber-sumber air mengalami kekeringan, gajah dapat melakukan penggalian air sedalam 50-100 cm di dasar-dasar sungai yang kering dengan menggunakan kaki depan dan belalainya.

d. Garam mineral
Gajah juga membutuhkan garam-garam mineral, antara lain : calcium, magnesium, dan kalium. Garam-garam ini diperoleh dengan cara memakan gumpalan tanah yang mengandung garam, menggemburkan tanah tebing yang keras dengan kaki depan dan gadingnya, dan makan pada saat hari hujan atau setelah hujan.

e. Ruang atau wilayah jelajah (home range)
Gajah merupakan mamalia darat paling besar yang hidup pada zaman ini, sehingga membutuhkan wilayah jelajah yang sangat luas.Ukuran wilayah jelajah gajah Asia bervariasi antara 32,4 - 166,9 km2. Wilayah jelajah unit-unit kelompok gajah di hutan-hutan primer mempunyai ukuran dua kali lebih besar dibanding dengan wilayah jelajah di hutan-hutan sekunder.

f. Keamanan dan kenyamanan
Gajah juga membutuhkan suasana yang aman dan nyaman agar perilaku kawin (breeding) tidak terganggu dan proses reproduksinya dapat berjalan dengan baik. Gajah termasuk satwa yang sangat peka terhadap bunyi-bunyian. Oleh karena itu, penebangan hutan yang dilakukan oleh perusahaan HPHA diperkirakan telah mengganggu keamanan dan kenyamanan gajah karena aktivitas pengusahaan dengan intensitas yang tinggi dan penggunaan alat-alat berat di dalamnya.


III. Perilaku Gajah Sumatra
A. Perilaku sosial

1. Hidup berkelompok
Di habitat alamnya, gajah hidup berkelompok (gregarius). Perilaku berkelompok ini merupakan perilaku sosial yang sangat penting peranannya dalam melindungi anggota kelompoknya. Besarnya anggota setiap kelompok sangat bervariasi tergantung pada musim dan kondisi sumber daya habitatnya terutama makanan dan luas wilayah jelajah yang tersedia. Jumlah anggota satu kelompok gajah Sumatera berkisar 20-35 ekor, atau berkisar 3-23 ekor.

Setiap kelompok gajah Sumatera dipimpin oleh induk betina yang paling besar, sementara yang jantan dewasa hanya tinggal pada periode tertentu untuk kawin dengan beberapa betina pada kelompok tersebut. Gajah yang sudah tua akan hidup menyendiri karena tidak mampu lagi mengikuti kelompoknya. Gajah jantan muda dan sudah beranjak dewasa dipaksa meninggalkan kelompoknya atau pergi dengan suka rela untuk bergabung dengan kelompok jantan lain. Sementara itu, gajah betina muda tetap menjadi anggota kelompok dan bertindak sebagai bibi pengasuh pada kelompok "taman kanak-kanak" atau kindergartens.

2. Menjelajah
Secara alami gajah sumatera melakukan penjelajahan dengan berkelompok mengikuti jalur tertentu yang tetap dalam satu tahun penjelajahan. Jarak jelajah gajah bisa mencapai 7 km dalam satu malam, bahkan pada musim kering atau musim buah-buahan di hutan mampu mencapai 15 km per hari. Kecepatan gajah berjalan dan berlari di hutan (untuk jarak pendek) dan di rawa melebihi kecepatan manusia di medan yang sama. Gajah juga mampu berenang menyeberangi sungai yang dalam dengan menggunakan belalainya sebagai "snorkel" atau pipa pernapasan.

Selama menjelajah, kawanan gajah melakukan komunikasi untuk menjaga keutuhan kelompoknya. Gajah berkomunikasi dengan menggunakan soft sound yang dihasilkan dari getaran pangkal belalainya. Dewasa ini ditemukan bahwa gajah juga berkomunikasi melalui suara subsonik yang bisa mencapai jarak sekitar 5 km. Penemuan ini telah memecahkan misteri koordinasi pada kawanan gajah yang sedang mencari makanan dalam jarak jauh dan saling tidak melihat satu sama lain.

3. Kawin
Gajah tidak mempunyai musim kawin yang tetap dan bisa melakukan kawin sepanjang tahun, namun biasanya frekwensinya mencapai puncak bersamaan dengan masa puncak musim hujan di daerah tersebut. Gajah sumatera jantan sering berperilaku mengamuk atau kegilaan yang sering disebut "musht" dengan tanda adanya sekresi kelenjar temporal yang meleleh di pipi, antara mata dan telinga, dengan warna hitam dan berbau merangsang. Perilaku ini terjadi 3-5 bulan sekali selama 1-4 minggu. Perilaku ini sering dihubungkan dengan musim birahi, walaupun belum ada bukti penunjang yang kuat.


B. Perilaku individu Gajah Sumatra

1. Makan
Gajah merupakan mamalia terrestrial yang aktif baik di siang maupun malam hari. Namun, sebagian besar dari mereka aktif dari 2 jam sebelum petang sampai 2 jam setelah fajar untuk mencari makan. Hal ini sependapat bahwa, gajah sering mencari makan sambil berjalan di malam hari selama 16-18 jam setiap hari. la bukan satwa yang hemat terhadap pakan sehingga cenderung meninggalkan banyak sisa makanan bila masih terdapat makanan yang lebih baik.

2. Minum
Pada waktu berendam di sungai, gajah minum dengan mulutnya. Sementara, pada waktu di sungai yang dangkal atau di rawa gajah menghisap dengan belalainya. Gajah mampu menghisap mencapai 9 liter air dalam satu kali isap.

3. Berkubang
Gajah sering berkubang di lumpur pada waktu siang atau sore hari di saat sambil mencari minum. Perilaku berkubang juga penting untuk melindungi kulit gajah dari gigitan serangga ektoparasit, selain untuk mendinginkan tubuhnya.

4. Menggaram (salt lick)
Gajah mencari garam dengan menjilat-jilat benda dan apapun yang mengandung garam dengan belalainya. Gajah juga sering melukai bagian tubuhnya agar dapat menyikat darahnya yang mengandung garam.

5. Beristirahat
Gajah tidur dua kali sehari, yaitu pada tengah malam dan siang hari. Pada malam hari, gajah sering tidur dengan merebahkan diri kesamping tubuhnya, memakai "bantal" terbuat dari tumpukan rumput dan kalau sudah sangat lelah terdengar pula bunyi dengkur yang keras. Sementara itu, pada siang hari gajah tidur sambil berdiri di bawah pohon yang rindang. Perbedaan perilaku ini, mungkin berkaitan dengan kondisi keamanan lingkungan. Apabila kondisinya kurang aman maka gajah akan memilih tidur sambil berdiri, untuk menyiapkan diri jika terjadi gangguan.


IV. Reproduksi Gajah Sumatra
Di dalam pemeliharaan, gajah dapat mencapai umur 70 tahun , dan selama hidupnya gajah jantan tidak terikat pada satu ekor betina pasangannya. Gajah betina siap bereproduksi setelah berumur 8-10 tahun, sementara gajah jantan setelah berumur 12-15 tahun. Gajah betina mempunyai masa reproduksi 4 tahun sekali, lama kehamilan 19-21 bulan dan hanya melahirkan 1 ekor anak dengan berat badan lebih kurang 90 kg. Seekor anak gajah sumatra akan menyusu selama 2 tahun dan hidup dalam pengasuhan selama 3 tahun.

Penebangan Liar Hutan Sering Terjadi

Posted by Unknown 0 komentar
Penebangan liar yang mengakibatkan dampak negatif pada kelestarian sumber daya hutan telah menyebabkan berbagai kerugian akibat penebangan liar memiliki dimensi yang luas tidak saja terhadap masalah ekonomi, tetapi juga terhadap masalah social, politik dan lingkungan.
Dari perspektif ekonomi kegiatan illegal logging telah mengurangi penerimaan devisa negara dan pendapatan negara. Berbagai sumber menyatakan bahwa kerugian negara yang diakibatkan oleh illegal logging , mencapai Rp.30 trilyun per tahun. Permasalahan ekonomi yang muncul akibat penebangan liar bukan saja kerugian finansial akibat hilangnya pohon, tidak terpungutnya DR dan PSDH akan tetapi lebih berdampak pada ekonomi dalam arti luas, seperti hilangnya kesempatan untuk memanfaatkan keragaman produk di masa depan (opprotunity cost). Sebenarnya pendapatan yang diperoleh masyarakat (penebang, penyarad) dari kegiatan penebangan liar adalah sangat kecil karena porsi pendapatan terbesar dipetik oleh para penyandang dana (cukong). Tak hanya itu, illegal logging juga mengakibatkan timbulnya berbagai anomali di sektor kehutanan. Salah satu anomali terburuk sebagai akibat maraknya illegal logging adalah ancaman proses deindustrialisasi sektor kehutanan. Artinya, sektor kehutanan nasional yang secara konseptual bersifat berkelanjutan karena ditopang oleh sumber daya alam yang bersifat terbaharui yang ditulang punggungi oleh aktivitas pengusahaan hutan disektor hulu dan industrialisasi kehutanan di sektor hilir kini tengah berada di ambang kehancuran.
Dari segi sosial dapat dilihat munculnya sikap kurang bertanggung jawab yang dikarenakan adanya perubahan nilai dimana masyarakat pada umumnya sulit untuk membedakan antara yang benar dan salah serta antara baik dan buruk. Hal tersebut disebabkan telah lamanya hukum tidak ditegakkan ataupun kalau ditegakkan, sering hanya menyentuh sasaran yang salah. Perubahan nilai ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dikembalikan tanpa pengorbanan yang besar.
Kerugian dari segi lingkungan yang paling utama adalah hilangnya sejumlah tertentu pohon sehingga tidak terjaminnya keberadaan hutan yang berakibat pada rusaknya lingkungan, berubahnya iklim mikro, menurunnya produktivitas lahan, erosi dan banjir serta hilangnya keanekaragaman hayati. Kerusakan habitat dan terfragmentasinya hutan dapat menyebabkan kepunahan suatu spesies termasuk fauna langka. Kemampuan tegakan(pohon) pada saat masih hidup dalam menyerap karbondioksida sehingga dapat menghasilkan oksigen yang sangat bermanfaat bagi mahluk hidup lainnya menjadi hilang akibat makin minimnya tegakan yang tersisa karena adanya penebangan liar. Berubahnya struktur dan komposisi vegetasi yang berakibat pada terjadinya perubahan penggunaan lahan yang tadinya mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dan juga sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan telah berubah peruntukanya yang berakibat pada berubahnya fungsi kawasan tersebut sehingga kehidupan satwa liar dan tanaman langka lain yang sangat bernilai serta unik sehingga harus jaga kelestariannya menjadi tidak berfungsi lagi. Dampak yang lebih parah lagi adalah kerusakan sumber daya hutan akibat penebangan liar tanpa mengindahkan kaidah manajemen hutan dapat mencapai titik dimana upaya mengembalikannya ke keadaan semula menjadi tidak mungkin lagi.
Pelestarian hutan Perlu dan Harus secapatnya dilaksanakan. Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian semakin merebak karena untuk usaha pertanian bergeser dari lahan subur yang terus berkurang ke lahan marginal yang kurang subur (hutan), demikian pula penebangan hutan tak terkendali untuk memenuhi kebutuhan kayu baik untuk bahan bagunan, bahan perkakas rumah tangga, maupun untuk bahan bakar. Kita bisa menghitung berapa volume kayu untuk semua kebutuhan tadi, dan berapa dari luar Jawa yang masuk, dan berapa yang dihasilkan oleh Perhutani, maka akan tidak seimbang, sehingga kekurangan itu berasal dari hutan di sekitar kita sendiri, yang seharusnya kita lestarikan dan kita jaga bersama.
Upaya yang perlu dilakukan untuk melestarikan hutan:
1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4. Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
Oleh sebab itu, kepada semua pihak yang bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan lindung, baik Perum Perhutani, Dinas Kehutanan, maupun Pemda setempat Harus lebih aktif dalam proses pelestarian alam. Pemahaman masyarakat mengenai dampak dari penebangan hutan sangatlah kurang. Sosialisasi mengenai lingkungan hidup perlu dan harus dilakukan. Masyarakat tidak sepenuhnya memahami akibat yang akan terjadi nantinya. Upaya penanganan dan pencegahan harus segera dilakukan, mulai dari reboisasi, rehabilitasi lahan kritis, pengelolaan hutan, serta menindak tegas para pelaku penebangan liar.

Harimau Sumatra Terancam Punah

Posted by Unknown 0 komentar
Setelah harimau bali dan harimau jawa yang telah punah di endemiknya, kini harimau sumatera juga terancam punah jika tidak ada perlindungan serius dari semua pihak. Punahnya satwa langka ini juga menandakan berkurangnya kawasan hutan serta perambahan dan alih fungsi hutan serta perburuan satwa langka masih terjadi.
Namun, masih banyak pihak yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan keberlangsungan ekosistem, termasuk satwa langka. Mereka harus melawan ketidaktahuan terhadap lingkungan. Untuk itu, organisasi international peduli lingkungan dan satwa Panthera member penghargaan khusus kepada sejumlah tokoh dan lembaga yang terus berupaya menyelamatkan lingkungan, termasuk satwa langka harimau sumatera.
CEO Panthera Alan Rabinowitz menyerahkan penghargaan Konservasi Harimau kepada Menteri Kehutanan Zulkifi Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Executive Chairman of the National Council on Climate Charge Rachmat Witoelar, Pemerintah daerah Lampung dan Tambling Wildlife Nature Conservation, di Jakarta, Rabu(16/7).
Acara ini dihadiri sejumlah tokoh, pakar, dan lembaga swadaya masyarakat prolingkungan, serta pimpinan Tambling Wildlife Nature Conservation, Tomy Winata. Bersamaan dengan itu digelar diskusi tentang harimau yang diikuti sejumlah pakar dan LSM dari beberapa Negara. Program Harimau Abadi Panthera dilaksanakan di 14 Lokasi di 6 Negara Asia, termasuk Indonesia.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan memaparkan, sebenarnya Indonesia memiliki tiga dari delapan subspesies harimau yang ada didunia, namun dua diantaranya, yaitu harimau jawa (Panthera tigris sondaica)dan harimau bali (Panthera tigris balica), telah dinyatakan punah, masing-masing pada 1940-an dan 1980-an. Saat ini hanya sub-spesies harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang tersisa dan terancam punah.
“Punahnya harimau bali dan harimau jawa harus menjadi perhatian kita semua agar hal ini tidak terjadi pada jenis spesies harimau sumatera yang masih hidup. Punahnya harimau jawa dan harimau bali akibat perburuan dan akibat kepadatan penduduk yang mendorong kebutuhan lahan untuk pemukiman, pertanian, perkebunan, dan infrastruktur perkotaan. Akibatnya, habitat harimau, yaitu hutan-hutan dataran rendah, berkurang drastris,” ujar Zulkifli.
Oleh karena itu, kata Zulkifli, sebagai satu-satunya negara pemilik sub spesies harimau sumatera yang tersisa di pulau Sumatera, maka sudah seharusnya pemerintah beserta para pihak pemangku kepentingan untuk mengawasi konservasi hutan alam dataran rendah dan hutam gambut. Moratorium ini untuk melestarikan habitat-habitat satwa endemic, termasuk harimau sumatera.

Konservasi darat dan laut
Selain itu, katanya, pemerintah melakukan kerja sama penegakkan hokum dalam memerangi perdagangan illegal harimau, maupun bagian-bagian tubuh harimau yang diawetkan, pertukaran informasi antarnegara anggota tang memiliki harimau maupun Negara yang menjadi tujuan dari perdagangan illegal harimau.
Tomy Winata menjelaskan, keberadaan Yayasan Artha Graha Peduli di Tambling karena kepedulian untuk menyelamatkan alam dan lingkungan, antara lain dengan melakukan konservasi di lahan daratan seluas 40.000 hektar (HA) dan kawasan pesisir seluas 15.0
00 ha.
Pihaknya didukung banyak pihak dan menyisihkan dana sekitar US$ 2 juta(Rp 24 Miliar) pertahun untuk konservasi di Tambling. Di kawasan ini terdapat sekitar 5.000 jenis satwa, termasuk yang berada di danau dan laut, CEO Panthera yang juga ilmuan harimau Dr Alan Rabinowitz mengungkapkan, awalnya jumlah harimau sumatera di Tambling berdasarkan pemantauan jejak dan foto trap ada 24 ekor, saat ini telah bertambah menjadi 36 ekor.
Menurutnya, upaya konservasi ini akan memberi dampak positif pada perlindungan hutan dan satwa langka lainnya di Sumatera, khususnya Tambling. Dia juga mengungkapkan, sekitar 100 tahun lalu ada 100.000 ekor harimau liar di Asia, kini tersisa hanya sekitar 3.000. dari 6 sub-species, 3 telah punah. [S-26]

Sumber media cetak Suara Pembaharuan
Tanggal : 17 Juli 2014

Pohon Pinus dan Manfaatnya

Posted by Unknown 0 komentar

Mengenal Pohon Pinus dan Manfaatnya

Pinus merkusii merupakan satu-satunya jenis pinus yang tumbuh asli di Indonesia.  P. merkusii
termasuk dalam jenis pohon serba guna yang terus-menerus dikembangkan dan diperluas penanamannya pada masa mendatang untuk penghasil kayu, produksi getah, dan konservasi lahan. Hampir semua bagian pohonnya dapat dimanfaatkan, antara lain bagian batangnya dapat disadap untuk diambil getahnya. Getah tersebut diproses lebih lanjut menjadi gondorukem dan terpentin. Gondorukem dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat sabun, resin dan cat. Terpentin digunakan untuk bahan industry parfum, obat-obatan, dan desinfektan. Hasil kayunya bermanfaat untuk konstruksi, korek api, pulp, dan kertas serat panjang. Bagian kulitnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan abunya digunakan untuk bahan campuran pupuk, karena mengandung kalium
Manfaat
P. merkusii Jungh et De Vriese atau sering disebut tusam merupakan salah satu jenis pohon industri yang mempunyai nilai produksi tinggi dan merupakan salah satu prioritas jenis untuk reboisasi terutama di luar pulau Jawa. Di pulau Jawa, pinus atau tusam dikenal sebagai penghasil kayu, resin dan gondorukem yang dapat diolah lebih lanjut sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi seperti produksi α pinen.

Kelemahan dari P. merkusii adalah peka terhadap kebakaran, karena menghasilkan serasah daun yang tidak mudah membusuk secara alami. Kebakaran hutan umumnya terjadi pada saat musim kemarau, karena saat itu kandungan air, baik pada ranting-ranting dan serasah di lantai hutan maupun pada pohon menjadi berkurang sehingga kemungkinan untuk mengalami kebakaran menjadi lebih besar. Selain itu, produksi serasah pinus termasuk tinggi, yaitu sebesar 12,56-16,65 ton/hektar.
 
Menurut Harahap dan Izudin (2002) kegunaan P. merkusii untuk bangunan perumahan, lantai, mebel, kotak, korek api, pulp, tiang listrik, papan wol kayu, resin, gondorukem, dan kayu lapis
Selain itu, kegunaan pinus sangat banyak, antara lain kayunya dapat digunakan untuk triplek, venir, pulp, sutra tiruan, dan bahan pelarut. Getahnya dapat dijadikan gondorukem, sabun, perekat, cat dan kosmetik. Daur panen untuk kebutuhan pulp 12 tahun dan non pulp 20 tahun.

P. merkusii umumnya ditanam untuk produksi kayu pertukangan, disamping itu pohonnya juga disadap untuk menghasilkan terpentin dan gondorukem. Peningkatan kelurusan batang dan volume masih merupakan sifat-sifat penting yang perlu dimuliakan. Nilai heritabilitas bentuk batang umumnya moderat, demikian pula untuk diameter.

Korelasi genetik antara bentuk batang dan diameter bervariasi dari rendah positif ke moderat negatif. Korelasi genetik antara tinggi dan diameter umumnya moderat sampai tinggi positif

BOTANI PINUS
Tata Nama
Pinus merkusii Jungh et de Vriese termasuk suku Pinaceae, sinonim dengan P. sylvestri
auct. Non. L, P. sumatrana Jung, P. finlaysoniana Blume, P. latteri Mason, P. merkusii
var. tonkinensis, P. merkusiana Cooling & Gaussen.

Nama daerah : Damar Batu, Huyam, Kayu Sala, Sugi, Tusam (Sumatera), Pinus (Jawa), Sral (Kamboja), Thong Mu (Vietnam), Tingyu (Burma), Tapusan (Filipina), Indochina Pine, Sumatra Pine, Merkus Pine (Amerika Serikat, Inggris) dan lain-lain (Harahap dan Izudin, 2002).

Deskripsi
P. merkusii Jungh et de Vriese pertama sekali ditemukan dengan nama tusam di daerah Sipirok, Tapanuli Selatan oleh seorang ahli botani dari Jerman - Dr. F. R. Junghuhn - pada tahun 1841. Jenis ini tergolong jenis cepat tumbuh dan tidak membutuhkan persyaratan khusus. Keistimewaan jenis ini antara lain merupakan satu-satunya jenis pinus yang menyebar secara alami ke selatan khatulistiwa sampai melewati 20 LS .

Tinggi
P. merkusii Jung. & De Vr. dapat mencapai 20-40 m. Daunnya dalam berkas dua dan berkas jarum (sebetulnya adalah tunas yang sangat pendek yang tidak pernah tumbuh) pada pangkalnya dikelilingi oleh suatu sarung dari sisik yang berupa selaput tipis panjangnya sekitar 0,5 cm. Bunga jantan panjangnya sekitar 2 cm, pada pangkal tunas yang muda, tertumpuk berbentuk bulir. Bunga betina terkumpul dalam jumlah kecil pada ujung tunas yang muda, selindris, dan sedikit berbangun telur,
kerapkali bengkok. Sisik kerucut buah dengan perisai ujung berbentuk jajaran genjang,
akhirnya merenggang; kerucut buah panjangnya 7-10 cm. Biji pipih berbentuk bulat telur,
panjang 6-7 mm, pada tepi luar dengan sayap besar, mudah lepas (Steenis, 2003).

Tinggi P. merkusii dapat mencapai 20-40 m dengan diameter 100 cm dan batang bebas cabang 2-23 m. Pinus tidak berbanir, kulit luar kasar berwarna coklat kelabu sampai coklat tua, tidak mengelupas dan beralur lebar serta dalam. Kayu pinus berwarna coklat-kuning muda, berat jenis rata-rata 0,55 dan termasuk kelas kuat III serta kelas awet IV.

Pohon pinus berbunga dan berbuah sepanjang tahun, terutama pada bulan Juli- November. Biji yang baik warna kulitnya kering kecoklatan, bentuk bijinya bulat, padat, dan tidak berkerut. Jumlah biji kering 57.900 butir per kg atau 31.000 butir/l.  
Serasah pinus akan terdekomposisi secara alami dalam waktu 8-9 tahun.  Serasah pinus merupakan serasah daun jarum yang mempunyai kandungan lignin dan ekstraktif tinggi serta bersifat asam, sehingga sulit untuk dirombak oleh mikroorganisme

Syarat Tumbuh
P. merkusii dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tanah berpasir, tanah berbatu dengan curah hujan tipe A-C pada ketinggian 200-1.700 mdpl. Di hutan alam masih banyak ditemukan pohon besar berukuran tinggi 70 m dengan diameter 170 cm.
P. merkusii
termasuk famili Pinaceae, tumbuh secara alami di Aceh, Sumatera Utara, dan Gunung Kerinci. P. merkusii mempunyai sifat pioner yaitu dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur seperti padang alang-alang. Di Indonesia, P. merkusii dapat tumbuh pada ketinggian antara 200-2.000 mdpl. Pertumbuhan optimal dicapai pada ketinggian antara 400-1.500 mdpl (Khaerudin, 1999).

Penyebaran
P. merkusii tersebar di Asia Tenggara antara lain Burma, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Filipina.

P. merkusii atau tusam merupakan satu-satunya jenis pinus asli Indonesia. Di daerah Sumatera, tegakan pinus alam dapat dibagi ke dalam tiga strain , yaitu :
1. Strain Aceh, penyebarannya dari pegunungan Selawah Agam sampai sekitar Taman Nasional Gunung Leuser. Dari sini menyebar ke selatan mengikuti pegunungan Bukit Barisan lebih kurang 300 km melalui Danau Laut Tawar, Uwak, Blangkejeren sampai ke Kotacane. Di daerah ini tegakan pinus pada umumnya terdapat pada ketinggian 800 – 2000 mdpl.

2. Strain Tapanuli, menyebar di daerah Tapanuli ke selatan Danau Toba. Tegakan pinus alami yang umum terdapat di pegunungan Dolok Tusam dan Dolok Pardomuan. Di pegunungan Dolok Saut, pinus bercampur dengan jenis daun lebar. Di daerah ini tegakan pinus terdapat pada ketinggian 1000 – 1500 mdpl

3. Strain Kerinci, menyebar di sekitar pegunungan Kerinci. Tegakan pinus alami yang luas terdapat antar Bukit Tapan dan Sungai Penuh. Di daerah ini tegakan pinus tumbuh secara alami umumnya pada ketinggian 1500 – 2000 mdpl

Menurut catatan, P. merkusii yang ditanam di Indonesia benihnya berasal dari Aceh atau asal mulanya dari Blangkejeren, sedangkan asal Tapanuli dan Kerinci belum dikembangkan. Pernah dicoba menanam P. merkusii asal Tapanuli di Aek Nauli, tetapi karena serangan Milionia basalis
akhirnya tidak dilanjutkan pengembangannya. Padahal menurut pengamatan dengan mata telanjang banyak kelebihan atau perbedaan baik sifat maupun pertumbuhan pohon dari ketiga populasi tersebut. Tampaknya bentuk pohon yang ada di Aceh lebih bengkok-bengkok bila dibandingkan dengan yang ada di Tapanuli dan Kerinci.

Kadar terpentin berbeda seperti dalam hal kandungan monoterpenenya. Kadar delta-3-carene lebih tinggi dari alpha pinene yang berlawanan dengan keterangan dalam pustaka selama ini, kecuali untuk Tapanuli. Seandainya diperoleh kadar delta-3-carene yang tinggi di Tapanuli maka akan tampak adanya variasi klinal menurut garis lintang dari utara ke selatan. Kadar limonene terdapat lebih tinggi di Tapanuli, demikian pula untuk alpha pinene. Dengan demikian variasi ekotipik lebih jelas terdapat pada P. merkusii  bahwa komposisi asam gondorukem pada ketiga populasi yang ditelitinya (Aceh, Tapanuli dan Kerinci) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dan lain halnya dengan komposisi terpentinnya.

Kandungan alpha pinene dan delta-3-carene sangat tinggi pada ketiga populasi. Pengetahuan variasi geografis sangat penting dalam rangka pemuliaan suatu jenispohon. Zobel dan Talbert (1984) mengemukakan bahwa program pemuliaan pohon hampir sebanyak 30 persen gagal karena tidak memperhatikan adanya variasi geografis.

Contohnya adalah introduksi Pinus oocarpa yang mulanya gagal di Amerika Selatan tidak lain disebabkan oleh karena asal benih yang dipakai dalam pengujian memang tidak akan tumbuh optimal di Amerika Selatan. Setelah dicoba jenis yang sama dengan benih dari lokasi yang lain ternyata jenis tersebut dapat tumbuh optimal.
Penyadapan Getah Pinus
   
Gondorukem (resina colophonium) adalah olahan dari getah hasil sadapan pada batang tusam (Pinus). Gondorukem merupakan hasil pembersihan terhadap residu proses destilasi (penyulingan) uap terhadap getah tusam. Hasil destilasinya sendiri menjadi terpentin. Di Indonesia gondorukem dan terpentin diambil dari batang tusam Sumatera (Pinus merkusii). Di luar negeri sumbernya adalah P. palustris, P. pinaster, P. ponderosa, dan P. roxburghii.
Gondorukem diperdagangkan dalam bentuk keping-keping padat berwarna kuning keemasan.
Kandungannya sebagian besar adalah asam-asam diterpena, terutama asam abietat, asam isopimarat, asam laevoabietat, dan asam pimarat.
Penggunaannya antara lain sebagai bahan pelunak plester serta campuran perban gigi, sebagai campuran perona mata (eyeshadow) dan penguat bulu mata, sebagai bahan perekat warna pada industri percetakan (tinta) dan cat (lak)
Di Indonesia, komoditi ekspor ini dihasilkan oleh Perum Perhutani, terutama dari penanaman tusam di hutan pegunungan Jawa.   
Gondorukem
Gondorukem adalah getah dari pohon Pinus (Pinus merkusii) yang kemudian diolah menjadi gondorukem.  Gondorukem diperdagangkan dalam bentuk keping-keping padat berwarna kuning keemasan. Kandungannya sebagian besar adalah asam-asam diterpena, terutama asam abietat, asam isopimarat, asam laevoabietat, dan asam pimarat. Penggunaannya antara lain sebagai bahan pelunak plester serta campuran perban gigi, sebagai campuran perona mata (eyeshadow) dan penguat bulu mata, sebagai bahan perekat warna pada industri percetakan (tinta) dan cat (lak)
Terpentin     
Gondorukem
Terpentin adalah getah dari pohon Pinus (Pinus merkusii) yang kemudian diolah menjadi terpentin. Kegunaan terpentin adalah untuk bahan baku industri kosmetik, minyak cat, campuran bahan pelarut, antiseptik, kamfer dan farmasi.
1.    2. Proses Pengolahan Getah Pinus
Dalam proses pengolahan Getah Pinus di Pabrik Gondorukem & Terpentin (PGT) Perum Perhutani, bahan baku  industri berupa Getah Pinus (Pinus Merkusii) diproses melalui beberapa tahapan :
1) Penerimaan & Pengujian Bahan Baku
2) Pengenceran
3) Pencucian & Penyaringan
4) Pemanasan/pemasakan
5) Pengujian& Pengemasan
Gondorukem dan Terpentin merupakan hasil distilasi/penyulingan dari getah Pinus. Gondorukem berupa padatan berwarna kuning jernih sampai kuning tua. Sedangkan Terpentin berbentuk cair berwarna jernih serta merupakan pelarut yang kuat.
Proses pengolahan getah menjadi gondorukem pada umumnya meliputi 2 tahapan :
-   Pemurnian getah dari kotoran-kotaran
-   Pemisahan terpentin dari gondorukem dengan cara distilasi/penguapan.
Proses pemurnian getah.
-  pengenceran getah dengan terpentin
-  pengambilan/penyaringan kotoran kasar
- pencucian & pemisahan kotoran halus dengan penyaringan maupun pengendapan.
Proses pemisahan gondorukem dari terpentinnya.
-   dilakukan dengan pemanasan langsung
-  dilakukan dengan pemanasan tidak langsung. (menggunakan uap)

Gondorukem siap untuk dijual
 

Jumlah Pengunjung